PERUBAHAN ANATOMIK
o Tinggi diafragma naik 4 cm
o Diameter transversal m↑ 2 cm
o Sudut subkosta m↑ 350
o Perubahan hormonal --> Mempengaruhi saluran pernafasan atas&mukosa sal nafas --> Hiperemi, Edema mukosa, Hipersekresi, ↑ Sensitivitas mukosa.
PERUBAHAN FISIOLOGIS
↑ Penggunaan oksigen basal pd paruh akhir khamiln sktr 20-40 ml/mnt; PO2 arteri sdkt m↓ ,jd 28 mmHg; pH plasma 7,45; bikarbonat m↓ mjd 20 meq/l -->
o kapasitas vital ↑ ,
o kapasitas inspirasi ↑ ,
o vol cairan ekspirasi ↓ ,
o vol residu ↓ ,
o kapasitas residu fungsional ↓ ,
o vol tidal ↑ ,
o ventilasi per menit ↑ .
Sabtu, 19 Juni 2010
Perubahan Organ Sistem dalam Kehamilan
Sistem gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
Sistem respirasi
Sistem respirasi pada seorang hamil pada kehamilan 32 minggu keatas umumnya merasakan sesak dan pendek nafas, hal ini karena usus-usus tertekan oleh uterus yg membesar kearah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
Sistem sirkulasi / kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan HEMODINAMIK maternal, meliputi :
- retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
- anemia relatif
- akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
- tekanan darah arterial menurun
- curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir kehamilan
- volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
- volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan
Eritropoiesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport zat asam yg dibutuhkan sekali dalam kehamilan.meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan ,tetapi penambahan plasma jauh lebih besar sampai 25-45%, sehingga konsentrasi Hb menjadi lebih rendah (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen antiibodi fisiologik yang terjadi pada kehamilan.
Sistem traktus urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara.
Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea), striae lividae pada perut, dsb.
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15% selama pertengahan akhir kehamilan akibat peningkatan sekresi berbagai hormone selama kehamilan termasuk tiroksin, korteks adrenal, hormone-hormon kelamin, terjadi juga hipertrofi tiroid.
Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
Sistem respirasi
Sistem respirasi pada seorang hamil pada kehamilan 32 minggu keatas umumnya merasakan sesak dan pendek nafas, hal ini karena usus-usus tertekan oleh uterus yg membesar kearah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
Sistem sirkulasi / kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan HEMODINAMIK maternal, meliputi :
- retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
- anemia relatif
- akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
- tekanan darah arterial menurun
- curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir kehamilan
- volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
- volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan
Eritropoiesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport zat asam yg dibutuhkan sekali dalam kehamilan.meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan ,tetapi penambahan plasma jauh lebih besar sampai 25-45%, sehingga konsentrasi Hb menjadi lebih rendah (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen antiibodi fisiologik yang terjadi pada kehamilan.
Sistem traktus urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara.
Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea), striae lividae pada perut, dsb.
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15% selama pertengahan akhir kehamilan akibat peningkatan sekresi berbagai hormone selama kehamilan termasuk tiroksin, korteks adrenal, hormone-hormon kelamin, terjadi juga hipertrofi tiroid.
Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
Hormon-hormon yang Berperan Dalam Kehamilan
- Human Chorionic Gonadotropin (hCg)
Disintesis dan disekresi oleh plasenta. hCG mulai dapat dideteksi satu hari setelah implantasi. Sekresi hormone ini akan mempengaruhi hidup korpus luteum dan menstimulasi produksi progesterone melalui sistem minggu saat plasenta mampu menyintesis progesterone dan estrogen sendiri untuk mempertahankan kehamilan. Fungsi hCG yang lain : merangsang proses diferensiasi sitotrofoblas, stimulasi produksi testosterone testis janin, diduga mempunyai efek imunosupresif selama kehamilan, memiliki efek tirotropik yang menyebabkan peningkatan produksi tiroksin.
- Human Placental Lactogen (hPL)
Disintesis di sinsitiotrofoblas, dapat dideteksi mulai hari ke-12 setelah fertilisasi/ segera setelah implantasi. hPL mempunyai efek proteksi pada janin. Kadar hPL yang rendah ditemukan pada preeclampsia, pertumbuhan janin terhambat, dan neoplasma trofoblas.
- Chorionic Adrenocorticotropin (CACTH)
Protein yang mirip ACTH. Kadar meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Plasenta menghasilkan ACTH yang kemudian disekresikan ke dalam sirkulasi maternal dan janin, tetapi ACTH maternal tidak masuk ke dalam sirkulasi janin.
- Chorionic Thyrotropin (CT)
Disekresi oleh plasenta. Ikut berperan dalam terjadinya peningkatan produksi tiroksin pada kehamilan.
- Relaksin
Mempunyai struktur kimia mirip insulin. Hormon ini bekerja pada miometrium untuk merangsang adenyl cylase dan menyebabkan relaksi uterus.
- Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
Disintesis oleh plasenta. Berperan sebagai hCG-releasing hormone.
- Corticotropin Releasing Hormone (CRH)
Ditemukan di plasenta pada trofoblas, amnion, korion, dan desidua. Perannya diduga berhubungan dengan relaksasi otot polos (baik miometrium maupun pembuluh darah), imunosupresi, merangsang pembentukan prostaglandin plasenta.
- Thyrotropin Releasing Hormone (cTRH) dan Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH)
Juga dikenal sebagai somatokrinin, dapat dideteksi pada plasenta. Aktivitas biologisnya belum diketahui.
- Progesteron
Saat usia kehamilan aterm, plasenta menghasilkan progesterone + 210 mg/hari. Fungsi antara lain : mempertahankan keadaan tenang uterus dengan mempertahankan afinitas yang tinggi dari reseptor β2-adrenergic miometrium, berpengaruh terhadap otot polos arteriol sehingga kapasitas vascular meningkat dan tahanan perifer menurun, selaku substrat bagi produksi glukokortikoid dan mineralokortikoid oleh adrenal janin.
- Estrogen
Plasenta pada kehamilan aterm menyekresi baik estron, estradiol, maupun estriol ke dalam sirkulasi maternal dan janin. Estrogen berfungsi meningkatkan sintesis progesterone melalui peningkatan uptake LDL dan aktivitas P450cc sinsisiotrofoblas, menyebabkan vasodilatasi sirkulasi uteroplasenta, stimulasi sistem rennin-angiotensin-aldosteron, neovaskulerisasi plasenta, meningkatkan kontraktilitas uterus dan mempunyai efek mitogenik terhadap pertumbuhan dan perkembangan glandula mammae.
Disintesis dan disekresi oleh plasenta. hCG mulai dapat dideteksi satu hari setelah implantasi. Sekresi hormone ini akan mempengaruhi hidup korpus luteum dan menstimulasi produksi progesterone melalui sistem minggu saat plasenta mampu menyintesis progesterone dan estrogen sendiri untuk mempertahankan kehamilan. Fungsi hCG yang lain : merangsang proses diferensiasi sitotrofoblas, stimulasi produksi testosterone testis janin, diduga mempunyai efek imunosupresif selama kehamilan, memiliki efek tirotropik yang menyebabkan peningkatan produksi tiroksin.
- Human Placental Lactogen (hPL)
Disintesis di sinsitiotrofoblas, dapat dideteksi mulai hari ke-12 setelah fertilisasi/ segera setelah implantasi. hPL mempunyai efek proteksi pada janin. Kadar hPL yang rendah ditemukan pada preeclampsia, pertumbuhan janin terhambat, dan neoplasma trofoblas.
- Chorionic Adrenocorticotropin (CACTH)
Protein yang mirip ACTH. Kadar meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan. Plasenta menghasilkan ACTH yang kemudian disekresikan ke dalam sirkulasi maternal dan janin, tetapi ACTH maternal tidak masuk ke dalam sirkulasi janin.
- Chorionic Thyrotropin (CT)
Disekresi oleh plasenta. Ikut berperan dalam terjadinya peningkatan produksi tiroksin pada kehamilan.
- Relaksin
Mempunyai struktur kimia mirip insulin. Hormon ini bekerja pada miometrium untuk merangsang adenyl cylase dan menyebabkan relaksi uterus.
- Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
Disintesis oleh plasenta. Berperan sebagai hCG-releasing hormone.
- Corticotropin Releasing Hormone (CRH)
Ditemukan di plasenta pada trofoblas, amnion, korion, dan desidua. Perannya diduga berhubungan dengan relaksasi otot polos (baik miometrium maupun pembuluh darah), imunosupresi, merangsang pembentukan prostaglandin plasenta.
- Thyrotropin Releasing Hormone (cTRH) dan Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH)
Juga dikenal sebagai somatokrinin, dapat dideteksi pada plasenta. Aktivitas biologisnya belum diketahui.
- Progesteron
Saat usia kehamilan aterm, plasenta menghasilkan progesterone + 210 mg/hari. Fungsi antara lain : mempertahankan keadaan tenang uterus dengan mempertahankan afinitas yang tinggi dari reseptor β2-adrenergic miometrium, berpengaruh terhadap otot polos arteriol sehingga kapasitas vascular meningkat dan tahanan perifer menurun, selaku substrat bagi produksi glukokortikoid dan mineralokortikoid oleh adrenal janin.
- Estrogen
Plasenta pada kehamilan aterm menyekresi baik estron, estradiol, maupun estriol ke dalam sirkulasi maternal dan janin. Estrogen berfungsi meningkatkan sintesis progesterone melalui peningkatan uptake LDL dan aktivitas P450cc sinsisiotrofoblas, menyebabkan vasodilatasi sirkulasi uteroplasenta, stimulasi sistem rennin-angiotensin-aldosteron, neovaskulerisasi plasenta, meningkatkan kontraktilitas uterus dan mempunyai efek mitogenik terhadap pertumbuhan dan perkembangan glandula mammae.
Fisiologi Kehamilan
Proses terjadinya kehamilan:
o Fertilisasi
Dalam keadaan normal in vivo, pembuahan terjadi di daerah tuba Falopii umumnya di daerah ampula / infundibulum. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama.
Hasil utama pembuahan :
• penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal individu baru dengan jumlah kromosom diploid.
• penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
• permulaan pembelahan dan stadium-stadium pembentukan dan perkembangan embrio (embriogenesis)
o Pembelahan awal embrio
Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali.Setelah 3-4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium morula (kira-kira pada hari ke-3 sampai ke-4 pascafertilisasi).
Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel-sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh menjadi jaringan-jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblas sampai plasenta).
Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sela-sela inner cell mass merembes cairan menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada stadium ini zigot disebut berada dalam stadium blastula atau pembentukan blastokista.
Inner cell mass kemudian disebut sebagai embrioblas, dan outer cell mass kemudian disebut sebagai trofoblas.
o Implantasi
Pada akhir minggu pertama (hari ke-5 sampai ke-7) zigot mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir di bawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif.
Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel-sel trofobas zigot tersebut dapat menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi implantasi).
Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang, membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.
o Fertilisasi
Dalam keadaan normal in vivo, pembuahan terjadi di daerah tuba Falopii umumnya di daerah ampula / infundibulum. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama.
Hasil utama pembuahan :
• penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal individu baru dengan jumlah kromosom diploid.
• penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
• permulaan pembelahan dan stadium-stadium pembentukan dan perkembangan embrio (embriogenesis)
o Pembelahan awal embrio
Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali.Setelah 3-4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium morula (kira-kira pada hari ke-3 sampai ke-4 pascafertilisasi).
Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel-sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh menjadi jaringan-jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblas sampai plasenta).
Kira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, di rongga sela-sela inner cell mass merembes cairan menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada stadium ini zigot disebut berada dalam stadium blastula atau pembentukan blastokista.
Inner cell mass kemudian disebut sebagai embrioblas, dan outer cell mass kemudian disebut sebagai trofoblas.
o Implantasi
Pada akhir minggu pertama (hari ke-5 sampai ke-7) zigot mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir di bawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif.
Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel-sel trofobas zigot tersebut dapat menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi implantasi).
Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang, membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.
Hormon-hormon Reproduksi
• Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
• Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
• Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
• FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
• Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
• Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
• FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
Radang Serviks Uteri
Serviks uteri
Trdpt kljr2 yg mngeluarkn lendir yg alkalis & mngental di bag bwh kanalis servikalis --> Mnyukarkn masuknya kuman ke atas.
Jika trdpt infeksi di endometrium : pd wkt haid, trlepas & dkeluarkn --> Mnyukarkn radang utk terus brtahan.
Mrpkn penghalang penting bg msknya kuman ke dlm genitalia interna.
Dlm keadaan normal :
1. Nullipara : kanalis servikalis bebas kuman.
2. Multipara : ostium uteri eksternum sdh lbh trbuka --> Daerah bebas kuman : ostium uteri internum.
Radang bisa trdpt pd porsio uteri di luar ostium uteri eksternum dan/atau pd endoserviks uteri.
Pd bbrp pnykt kelamin (gonore, sifilis, ulkus mole, granuloma inguinale, TB) dpt dtemukn radang pd serviks.
SERVISITIS AKUT
Infeksi yg diawali di endoserviks.
Dtemukn pd gonore & pd infeksi postbortum / postpartum, yg dsebabkn o/ streptokokus, stafilokokus, dll.
Manifestasi Klinik :
1. Serviks merah & mmbengkak.
2. Mngeluarkn cairan mukopurulen.
Pengobatan : Pengobatan infeksi --> AB.
Prognosis : Sembuh tnp bekas / mjd servisitis kronik.
SERVISITIS KRONIK
Istilah lama dkenal dg nama Erosio Servisitis Uteri (bkn erosi dlm arti sbenarnya, bkn luka / radang) : pd daerah ostium uteri eksternum brwarna merah, dg epitel torak endoserviks dg stroma vascular di bawahnya tumbuh sampai di luar ostium uteri eksternum dg mndesak epitel normal di daerah trsbt.
Epidemiologi : Wanita yg pernah mlahirkn.
Etiologi : Partus / abortus --> Luka-luka kecil/bsr --> Mmudahkn kuman-kuman masuk ke dlm endoserviks & kljr-kljr --> Infeksi menahun.
Gambaran Patologi & Manifestasi Klinik :
1. Serviks trlihat normal, pd pmrksn mikroskopik dtemukn infiltrasi kronik dlm stroma endoserviks.
Tdk mnimbulkn gejala, kecuali pngeluarn secret yg agak putih-kuning.
2. Sekitar ostium uteri eksternum pd porsio kmerahn, trdpt secret t.d. mucus brcampur darah.
3. Sobekan pd serviks uteri lbh luas & mukosa endoserviks lbh klihatn dr luar (ekstropion).
Mukosa mudah kena infeksi dr vagina.
Radang menahun --> Serviks hipertrofi & mengeras, secret mukopurulen brtambah byk.
Infeksi menahun --> Infiltrasi sel-sel plasma dlm darah & di bwh stroma endoserviks & tjd prgantian epitel porsio uteri o/ epitel torak endoserviks.
Proses pnyembuhn : Epitel tatah porsio dg tnd-tnd metaplasia mndesak epitel torak --> Tmbh ke dlm stroma di bwh epitel & mnutup slrn kljr-kljr --> Kista kecil berisi cairan, kdg-kdg keruh.
Diagnosis Banding :
1. Radang serviks uteri
2. Karsinoma serviks uteri (tk. prmulaan)
Penegakkan Diagnosis : PAP’s smear, Biopsy.
Penatalaksanaan :
Kauterisasi-radial dg termokauter atau krioterapi --> Stlhnya akan trjd nekrosis --> Jaringan mradang akan trlepas dlm 2 minggu & dgnt dg jaringan sehat.
Radang mncapai endoserviks jauh ke dlm kanalis servikalis : konisasi dg mngangkat sbgn bsr mukosa endoserviks.
Laserasi serviks yg agak luas : trakhelorafia.
Pinggir sobekan & sdkt endoserviks diangkat --> Luka-luka baru dijahit (Jahitan scr Sturmdorf dpt mngatasi prdarahn) --> Btk serviks kmbl spt semula.
Jk sobekan & infeksi sgt luas : amputasi serviks.
Prognosis : ?
Komplikasi : ?
Amputasi serviks --> Pmendekn serviks --> Abortus.
take with a full credit
do not add your own
thank you
-MARLYN-
Trdpt kljr2 yg mngeluarkn lendir yg alkalis & mngental di bag bwh kanalis servikalis --> Mnyukarkn masuknya kuman ke atas.
Jika trdpt infeksi di endometrium : pd wkt haid, trlepas & dkeluarkn --> Mnyukarkn radang utk terus brtahan.
Mrpkn penghalang penting bg msknya kuman ke dlm genitalia interna.
Dlm keadaan normal :
1. Nullipara : kanalis servikalis bebas kuman.
2. Multipara : ostium uteri eksternum sdh lbh trbuka --> Daerah bebas kuman : ostium uteri internum.
Radang bisa trdpt pd porsio uteri di luar ostium uteri eksternum dan/atau pd endoserviks uteri.
Pd bbrp pnykt kelamin (gonore, sifilis, ulkus mole, granuloma inguinale, TB) dpt dtemukn radang pd serviks.
SERVISITIS AKUT
Infeksi yg diawali di endoserviks.
Dtemukn pd gonore & pd infeksi postbortum / postpartum, yg dsebabkn o/ streptokokus, stafilokokus, dll.
Manifestasi Klinik :
1. Serviks merah & mmbengkak.
2. Mngeluarkn cairan mukopurulen.
Pengobatan : Pengobatan infeksi --> AB.
Prognosis : Sembuh tnp bekas / mjd servisitis kronik.
SERVISITIS KRONIK
Istilah lama dkenal dg nama Erosio Servisitis Uteri (bkn erosi dlm arti sbenarnya, bkn luka / radang) : pd daerah ostium uteri eksternum brwarna merah, dg epitel torak endoserviks dg stroma vascular di bawahnya tumbuh sampai di luar ostium uteri eksternum dg mndesak epitel normal di daerah trsbt.
Epidemiologi : Wanita yg pernah mlahirkn.
Etiologi : Partus / abortus --> Luka-luka kecil/bsr --> Mmudahkn kuman-kuman masuk ke dlm endoserviks & kljr-kljr --> Infeksi menahun.
Gambaran Patologi & Manifestasi Klinik :
1. Serviks trlihat normal, pd pmrksn mikroskopik dtemukn infiltrasi kronik dlm stroma endoserviks.
Tdk mnimbulkn gejala, kecuali pngeluarn secret yg agak putih-kuning.
2. Sekitar ostium uteri eksternum pd porsio kmerahn, trdpt secret t.d. mucus brcampur darah.
3. Sobekan pd serviks uteri lbh luas & mukosa endoserviks lbh klihatn dr luar (ekstropion).
Mukosa mudah kena infeksi dr vagina.
Radang menahun --> Serviks hipertrofi & mengeras, secret mukopurulen brtambah byk.
Infeksi menahun --> Infiltrasi sel-sel plasma dlm darah & di bwh stroma endoserviks & tjd prgantian epitel porsio uteri o/ epitel torak endoserviks.
Proses pnyembuhn : Epitel tatah porsio dg tnd-tnd metaplasia mndesak epitel torak --> Tmbh ke dlm stroma di bwh epitel & mnutup slrn kljr-kljr --> Kista kecil berisi cairan, kdg-kdg keruh.
Diagnosis Banding :
1. Radang serviks uteri
2. Karsinoma serviks uteri (tk. prmulaan)
Penegakkan Diagnosis : PAP’s smear, Biopsy.
Penatalaksanaan :
Kauterisasi-radial dg termokauter atau krioterapi --> Stlhnya akan trjd nekrosis --> Jaringan mradang akan trlepas dlm 2 minggu & dgnt dg jaringan sehat.
Radang mncapai endoserviks jauh ke dlm kanalis servikalis : konisasi dg mngangkat sbgn bsr mukosa endoserviks.
Laserasi serviks yg agak luas : trakhelorafia.
Pinggir sobekan & sdkt endoserviks diangkat --> Luka-luka baru dijahit (Jahitan scr Sturmdorf dpt mngatasi prdarahn) --> Btk serviks kmbl spt semula.
Jk sobekan & infeksi sgt luas : amputasi serviks.
Prognosis : ?
Komplikasi : ?
Amputasi serviks --> Pmendekn serviks --> Abortus.
take with a full credit
do not add your own
thank you
-MARLYN-
Tumor Ganas Adneksa
Sumber : Ilmu Kandungan PT. Bina Pustaka
TUBA FALLOPII (Saluran Telur)
EPIDEMIOLOGI
Plg jarang (<0,1%). 1:1000 pd kasus operasi ginekologik abdominal. Djumpai pd semua umur (19-80 thn). Rata-rata puncak 52 thn. PATOLOGI Pembagian tumor brdasarkn histologik : 1. Jenis papiler : blm mncapai otot tuba & diferensiasi baik, bts msh dpt dtunjukkn. 2. Jenis papilo-alveolar (adenomatosa) : telah mmasuki otot tuba & mmperlihatkn gmbrn kelenjar. 3. Jenis alveo-meduler : mitosis atipik & trlihat invasi sel ganas ke dlm saluran limfa tuba. Penyebaran : Tjd scr langsung kea lat sekitarnya Mll pmbuluh getah bening ke abdomen, leher, inguinal, vagina, tuba, ovarium dan uterus. DIAGNOSIS GAMBARAN KLINIK Awal : Asimptomatik. Sering dtemukn scr tdk trduga saat laparatomi & pmrksn histologik. Pd usia 45-55 thn : sering dsertai nyeri, adanya getah vagina (mula-mula kuning --> darah).
Perlu curiga, terutama : nullipara / primipara.
Wanita beranak 1 (sterilitas 1 anak) --> Infeksi gonokokus --> Pradangn tuba --> Buntu --> Nyeri intermiten --> Mjalar ke pangkal paha & punggung bag bawah (region sakro-koksigeal).
Pnegakkn diagnosis :
a. Pmrksn Sitologi Eksfoliatif : dg sampel cucian rongga perut.
b. Transvaginal/transrektal USG.
PENATALAKSANAAN
1. Penanganan utama :
Total abdominal hysterectomy + Bilateral salpingo-oophorectomy + Omentectomy + Appendectomy (TAH+BSO+OM+APP)
2. Dpt dpertimbangkn :
Phospor 32 radioaktif / kemoterapi profilaksis.
PROGNOSIS
AKH-5 thn 34,4%.
-MARLYN-
TUBA FALLOPII (Saluran Telur)
EPIDEMIOLOGI
Plg jarang (<0,1%). 1:1000 pd kasus operasi ginekologik abdominal. Djumpai pd semua umur (19-80 thn). Rata-rata puncak 52 thn. PATOLOGI Pembagian tumor brdasarkn histologik : 1. Jenis papiler : blm mncapai otot tuba & diferensiasi baik, bts msh dpt dtunjukkn. 2. Jenis papilo-alveolar (adenomatosa) : telah mmasuki otot tuba & mmperlihatkn gmbrn kelenjar. 3. Jenis alveo-meduler : mitosis atipik & trlihat invasi sel ganas ke dlm saluran limfa tuba. Penyebaran : Tjd scr langsung kea lat sekitarnya Mll pmbuluh getah bening ke abdomen, leher, inguinal, vagina, tuba, ovarium dan uterus. DIAGNOSIS GAMBARAN KLINIK Awal : Asimptomatik. Sering dtemukn scr tdk trduga saat laparatomi & pmrksn histologik. Pd usia 45-55 thn : sering dsertai nyeri, adanya getah vagina (mula-mula kuning --> darah).
Perlu curiga, terutama : nullipara / primipara.
Wanita beranak 1 (sterilitas 1 anak) --> Infeksi gonokokus --> Pradangn tuba --> Buntu --> Nyeri intermiten --> Mjalar ke pangkal paha & punggung bag bawah (region sakro-koksigeal).
Pnegakkn diagnosis :
a. Pmrksn Sitologi Eksfoliatif : dg sampel cucian rongga perut.
b. Transvaginal/transrektal USG.
PENATALAKSANAAN
1. Penanganan utama :
Total abdominal hysterectomy + Bilateral salpingo-oophorectomy + Omentectomy + Appendectomy (TAH+BSO+OM+APP)
2. Dpt dpertimbangkn :
Phospor 32 radioaktif / kemoterapi profilaksis.
PROGNOSIS
AKH-5 thn 34,4%.
-MARLYN-
Langganan:
Postingan (Atom)